MARI JO TORANG BAKU BEKENG PANDE

Kita Sadar Kalo Kita pe Pengetahuan tentang Tareran dan Minahasa Umumnya masih kacili skali...soitu kita mulai belajar dan cari sumber sumber yang bisa membantu...dibawah ini adalah sebagian informasi yang kita dapat yang kita ingin berbage deng samua kawanua...

Thursday, August 18, 2011

Alasan Keterbatasan Lahan...Gereja Tertua Di Minsel Dibongkar.


Masyarakat adat Minahasa, sub etnis Tountembouan kembali meneteskan air mata, karena satu lagi peninggalan sejarah yang sangat bermakna harus diruntuhkan. Gedung Gereja GMIM Taar Era Rumoong Atas yang dikenal sebagai gereja yang meninggalkan banyak nilai sejarah buat Tou Minahasa yang lahir di gunung yang dulunya disebut “Nialeran” itu, harus diruntuhkan guna pembanguna gedung gereja yang baru.
Gedung Gereja ini akan di runtuhkan tentunya bersama dengan nilai-nilai sejarah yang terkandung didalamnya. Emosi, Marah, helaan nafas panjang, sakit hati, sampai kucuran air mata...reaksi yang dirasakan oleh masyarakat adat di 3 desa yang dulunya satu pada saat gedung gereja ini dibangun, yaitu Desa Rumoong Atas, Rumoong Atas Dua, dan Desa Lansot.
Gedung Gereja ini dibangun tahun 1914 dengan dengan prinsip ke-Minahasaan yang tinggi yaitu dengan MAPALUS salah satu TAAR/TIWA yang di berikan oleh Para Leluhur kita kepada keturunannya untuk dijaga, yang juga kita ketahui sekarang sudah mulai ditinggalkan.
 Pembangunan Gedung ini adalah murni swadaya dari masyarakat, berjalan tanpa sistem kepanitiaan dan dikerjakan secara bersama-sama. Sementara Gedung ini dibuat, rumah ibadat di pindahkan ke tanah kintal dari Samuel Slat yang menurut info yang berada dikomplex pohon Lowian, nama pohon yang juga sempat menjadi nama pertama dari desa Rumoong Atas di tahun 1625.
Untuk menggugah masyarakat waktu itu, populerlah lagu yang diciptakan guru Petrus Rompas yang sebagian liriknya berisi “ Sen jadi rupiah, rupiah jadi ringgit, ringgit menjadi ratus ribu rupiah”, disamping itu ada juga nyanyian pelaksana pembangunan ciptaan Opo(OPA) Rompas yang berbunyi “ Perusahan ini jadilah lekas, dikuatkan tuan Momuat, tuan Kondoj dan Rorong jadi penongkat, kami bala pengiring, tuan Waroka pelindung, damai ramai Jadilah”.
Saya sendiri sebagai Tou Minahasa yang lahir di desa ini serasa diiris hatinya ketika mendengar bahwa Gedung Gereja yang juga pernah dijadikan sekolah ini harus dirubuhkan dan diganti dengan gedung yang baru...Dimana keMinahasaan kalian...??? Apa yang akan dirasakan para Founding Father’s kita...???Banyak kaum muda sekarang termasuk saya pribadi berjuang keras untuk mempelajari sejarah yang ada di tanah kelahiran kami ini, namun apa yang bisa kami dapatkan dan pelajari nantinya jika simbol-simbol sejarah seperti yang satu ini harus diruntuhkan???lebih parah lagi, darimana anak cucu kita nanti belajar tentang sejarah tanah mereka jika satu per satu peninggalan sejarah seperti ini harus runtuhkan...???
Tolonglah Bapak Ibu yang terhormat...jangan melakukan ini...???Jangan RUSAK Gereja Itu...???jangan HANCURKAN NILAI-NILAI SEJARAH didalamnya...???Haruskan kalian menjadi orang yang LEBIH KEJAM lagi dari oknum-oknum yang merusak gedung Gereja ini di Tahun 1947...??? 

No comments:

Post a Comment

In Memoriam My Lovely Dog "LOU" Good Bye Buddy I Love You...!!!