This is a blog to discuss everything that exists in District Tareran South Minahasa Regency of North Sulawesi Province
Monday, December 2, 2013
Mangawok vs Mangolo
Aktualisasi Mapalus di Kaki 'Nialeran'
Gotong royong, sering dianggap salah satu jalan keluar dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Di tanah Toar-Lumimuut, perilaku ini bahkan membudaya dan dipercaya memiliki makna yang dalam. 'Mapalus', begitulah orang yang tinggal di tanah Malesung menyebut aktivitas ini. Konsep saling membantu itu, telah mengakar dalam kehidupan Tou (orang, red) Minahasa.
Namun pergeseran demi pergeseran budaya yang terjadi belakangan, dianggap secara perlahan mengikis makna dan nilai 'Mapalus' itu sendiri. Penetrasi kaum kapitalis dituding sebagai pemantik. Kini, Tou Minahasa terkesan enggan menjalankan 'titipan' leluhur ini.
Di desa Rumoong Atas Kecamatan Tareran misalnya. Berbagai bentuk 'Mapalus' mulai ditinggalkan Tou Minahasa. Namun, di balik itu, orang muda di kampung ini, secara tidak langsung mulai menjalankan sistem Mapalus yang kontekstual.
Mangawok dan Mangolo, dinilai sebagai aktualisasi Mapalus di kaki 'Nialeran'. Mangawok dan Mangolo adalah dua teknik berburu Kawok (tikus, red) yang kian digandrungi. Lewat kegiatan ini, makna dan nilai 'Mapalus' dikembangkan pemuda-pemuda di desa ini.
Berty Pandey seorang pemuda yang dikenal cukup handal dalam perburuan ini, kepada Media Sulut mengaku melakoni perburuan ini sebagai bentuk 'Mapalus'. Hal ini bahkan mulai membudaya di kehidupan kaum muda di Tareran.
"Biasanya kalu ada torang pe tamang da mo bekeng acara, mo ulang tahun sampe mo pesta kaweng, torang slalu bajalang. Biar cuma mo dapa brapa ekor for mo kase bantu," terangnya.
Konsep ini mulai dianggap sebagai kebutuhan. Karena merasa hanya mampu memberikan bantuan seperti itu, kesadaran para pemuda terus bertumbuh. Untuk itu Pandey mengaku akan terus menjalankan tradisi ini. Selain sebagai alat pemersatu, Mapalus dianggap tidak akan hilang.
"Soo itu, selama masih kuat-kuat, kita deng tamang-tamang blum mo brenti Mangawok deng Mangolo. Selain Mapalus ndak mo ilang, cuma lewat ini tu kebersamaan torang ja jaga. Kalu ja bajalang samua masalah rupa ja ilang. Apalagi pas pulang kong depe malam tu hasil buruan, torang momasa kong makang sama-sama. Banyak persoalan orang muda yang akhirnya ja kelar di meja makang," pungkas Pandey.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment